Berbicara soal angkringan, pusat perhatian pertama selalu tertuju ke kota Yogyakarta. Kita bisa menjumpai angkringan hampir disetiap sudut kota Yogyakarta, tapi yang paling melegenda dan sudah tidak asing lagi yaitu �Angkringan Lik Man�. Menurut informasi, selain sudah berdiri sejak tahun 1968 angkringan ini juga menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa, wartawan, seniman bahkan preman dan juga waria. Awalnya Lik Man berjualan di selatan Stasiun Tugu (yang dulu dikenal dengan nama Balokan, karena ada banyak gudang tempat penyimpanan kayu balas rel kereta api). Namun setelah sekitar satu tahun, angkringan Lik Man ini pindah ke utara Stasiun Tugu. Angkringannya menempel tembok pagar pembatas area Stasiun Tugu, di trotoar jalan Wongsodirjan.
Sesuai dengan namanya, angkringan ini menggunakan pikulan dari bambu yang melengkung seperti penjual sate Madura yang diujungnya diikat dengan rotan sebagai penjepit. Dua kotak di kanan kiri sebagai tempat tungku dan beragam hidangan. Sedangkan posisi Lik Man sendiri ada ditengah-tengah antara tumpukan makanan dan anglo, tungku yang terus-menerus menyala oleh bara arang. Selain untuk memasak, tungku tersebut juga digunakan untuk membakar baceman kepala dan cakar ayam serta jadah sesuai permintaan pembeli. Dua jenis makanan tersebut yang paling diminati, selain itu juga ada sego kucing. Nasi yang hanya sekepal tangan (persis makanan untuk kucing) dengan lauk oseng tempe, bihun, sambal dan sepotong ikan asing. Sedangkan jajanannya ada tahu susur, tempe mendoan, tahu dan tempe bacem, sate usus, cakar, jadah dan rambak.
Singgah ke Angkringan Lik Man kurang lengkap bila belum menikmati �teh nasgithel� dan �kopi joss�. Teh nasgithel merupakan teh yang panas, legit dan kenthel, sedangkan kopi joss terbuat dari kopi tubruk yang panas lalu dicemplungi potongan arang yang membara. Dua minuman inilah yang bisa menimbulkan kesegaran dan kehangat diantara dinginnya malam kota Yogyakarta. Angkringan Lik Man ini sudah bisa kita singgahi mulai jam 3 sore hingga sang fajar mulai menampakkan sinarnya kembali. Angkringan ini memang tempat mat-matan (ngobrol ramai-ramai tidak jelas jeluntrungannya), namun tetap berfaedah untuk memulihkan kesegaran jiwa akibat banyaknya aktifitas disiang hari. Jika Anda sempat mampir, Anda bisa makan dikursi depan atau samping Lik Man duduk. Bisa juga menggunakan tikar, duduk bersila di pinggir jalan sambil makan gelap-gelapan, menyesap kehangatan teh nasgithel maupun kopi joss, ngobrol dengan teman-teman serta mobil dan motor yang berseliweran. Suasana malam yang disuguhkan sebagian kecil wilayah Yogya yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Alamat Lokasi: Trotoar Jl. Wongsodirjan, Utara Stasiun Tugu � Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar