Peran Logika Bagi Hukum-Secara historis yakni menurut sejarahnya, yang pertama-tama menjadi perhatian para filsuf dan digarap adalah problema tentang ada, disempitkan lagi : problema ontika. Tetapi kemudian disadari bahwasanya akan lebih sistematis apabila ditempuh prosedur yang sebaliknya. Sebab barang siapa yang menggarap tertib riel secara ntelktual pasti harus menggunakan tertip ideal, yakni harus menggunakan proses tahu dan pengetahuan.

Pertimbangan selanjutnya supaya orang dapat bekerja lebih tertib, aman dan berhasil karena orang tahu, lebih tahu, dan sadar akan alat yang dipergunakanya beserta mekanisme dan seluk beluknya. Maka, oleh karena itu pulalah logika sintifika dijadikan kebiasaan ditelaah sebelum orang mempelajari filsafat atau sebelum berfilsafat. Meskipun sesungguhnya secara pedagogis problema logika akan lebih dimengerti bila orang telah cukup dalam memasuki liku-liku dunia pemikiran filsafat, telah cukup luas mempelajari sejarah filsafat serta liku-liku berbagai ragam doktrin filsafatnya, dan telah intensif mengalami atau menghayati seluk beluk dan liku-liku pemikiran umumnya.

Kepentingan, peranan dan manfaat logika sientifika akan segera terasakan bagi mereka yang hendak menyempurnakan kesanggupan mereka berfikir sehari-hari, khususnya bagi mereka yang hendak memasuki dan menggauli liku-liku dunia ilmu.

Logika sientifika adalah kondisi dan tuntutan fundamental eksistensi ilmu. Tidak ada ilmu yang tidak menggunakan atau tidak harus menempuh proses pemikiran, proses logika.

Justru semakin meningkat keterlibatan dalam ilmu, semakin dibutuhkan kesanggupan untuk berfikir yang tertib baik. Berhubung bidang sekarang makin sulit, proses pemikiranya semakin menuntut pertanggung jawaban dan ketelitaian, karenanya logika alami tidak akan lagi mencukupi.

Betapa logika dan hasil logika secara eksplisit dipakai serta diakui sebagai senjata dan alat yang ampuh dalam menanggulangi pemikiran dan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sah, dalam menyelesaikan bermacam masalah diberbagai ilmu, khususnya ilmu-ilmu sosial, dapat misalnya dilihat karya-karya diberbagai bidang sebagai berikut :

AgamaBochenski
HukumMenger. Oppenhim, Klug
EkonomiMorgenstern, von Neumann, Papandereon
PsikologiHempel, Fitch, Piaget
MatematikaFrege, Whitehead, Russell, Bernays, Scholz, Carnap, Skolem, Shannon
FisikaCarnap, Dilbruck, Rusell, Shannon, Whitehead, Reichenbach, Ferrer
BiologiWioddger, Tarski

Maka sangat tepatlah nama yang diberika pada tulisan-tulisan Aristoteles tentang logika yakni To Organon, yang artinya instrumen, alat. Sebab tidak ada ilmu yang menggabaikan alat ini. Logika bahkan de facto merupakan pintu gerbang dari segala ilmu. Maka beruntunglah para mahasiswa yang memasuki universitas /fakultas yang memasukkan logika sientifika dalam kurikulumnya sebagai suatu propaeduse.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top